- Sambut HUT MBD dan Hari Bhakti Adhyaksa, Kejari MBD Gelar Jalan Sehat dan Senam Pagi
- Pemkab MBD Dorong Peningkatan Capaian ETPD
- Miliki Gedung CAT, Pemkab MBD Terima Penghargaan BKN
- Filosofi Logo HUT Ke-17 Pemerintah Kabupaten MBD
- Cegah Stunting, Dinkes Gandeng TP.PKK MBD Gelar Gerakan Posyandu Aktif
- Peringati Hari Bhayangkara Ke-79, Bupati Harap Polisi Untuk Rakyat
- Kalahkan 10 Kabupaten/Kota, Pemkab MBD Raih Juara I Paritrana Award
- Disambut Forkopimda, Dandim Baru Sebut MBD Jadi Contoh Sinergi Forkopimda
- Jelang HUT Bhayangkara, Polres MBD Pertandingan Bola Voli
- Buka Turnamen Sepak Bola, Bupati Ingatkan Sportivitas
Warga Desa Bebar Barat dan Kumur Sepakat Berdamai

Keterangan Gambar : Sumber : Humas
Tiakur, InfoPublik - Pasca bentrok antar warga Desa Bebar Barat dan Kumur Kecamatan Damer pada 30 April 2025 lalu setelah melalui berbagai koordinasi, dialog dan mediasi maka kedua bela pihak sepakat mengakhiri pertikaian dan berdamai.
Hal ini disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten MBD, Simon Dahoklory, S.Sos, M.Si saat dihubungi media ini saat berada di Damer pada Selasa (06/05/2025).
Baca Lainnya :
- Bunda PAUD Se-Maluku Didorong Kolaborasi Majukan PAUD0
- Resmikan Lapangan Tenis Adhyaksa, Bupati MBD Beri Nama Hery Somantri 0
- Gelar Adhyaksa Tennis Tournament, Kajari Ajak Masyarakat Bergabung0
- Pemkab MBD Dorong Bimtek Ketrampilan Pelaku Usaha Pantai Syota0
- Pemerintah Segera Terapkan Pembelajaran Koding dan AI Secara Bertahap0
Dahoklory mengatakan, untuk meredam eskalasi konflik
antar warga di dua desa tersebut, ada sejumlah langkah strategis yang diambil yakni
menerjunkan pasukan Bawah Kendali Operasi (BKO) sebanyak
62 personil dan dipimpin langsung Waka
Polres MBD Kompol Djesi Batara, S.Sos dan Danki Brimob Kompi 4 Batalyon C Pelopor, AKP. Barnabas Hawu Haba ke lokasi konflik.
Selain itu, juga dilakukan pertemuan dan
dialog dengan berbagai pihak antara lain pemerintah desa, tokoh agama, tokoh
adat, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat dalam rangka mediasi perdamaian.
“Mediasi dan perdamaian perlu dijamin semua pihak, sehingga
tidak ada lagi pertikaian maupun korban. Hal ini menjadi penekanan penting
untuk ditindaklanjuti”, jelas Dahoklory.
Ia mengungkapkan, setelah melakukan pertemuan bersama
baik pemerintah desa, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda dan tokoh
masyarakat maka diputuskan pertikaian ini harus berakhir dan masyarakat harus
berdamai satu dengan yang lain serta dapat hidup berdampingan seperti sediakala.
“Pertemuan dan mediasi intens dilakukan dan akhirnya
semua berkeputusan untuk damai bahkan perdamaian yang diikrarkan harus
dilakukan secara terbuka dan diikuti semua masyarakat diperbatasan antar kedua
desa”, jelasnya.
Ia membenarkan eskalasi konflik antarwarga dua desa bertetangga
itu, sedikit meningkat dikarenakan adanya korban luka-luka dikedua belah pihak,
sehingga dipandang perlu menambah perkuatan pasukan yang bertugas melakukan
penyekatan serta mencegah konflik semakin besar dan meluas.
Ia berharap, ikrar sumpah janji dan komitmen bersama yang
telah disepakati bahkan telah didoakan secara agama dan adat perlu diingat sepanjang
masa hingga anak-cucu.
“Ini bukan perjanjian biasa namun sakral dan
penuh air mata. Semua sudah katakan komitmen untuk berdamai maka harus diingat,
jangan dilanggar karena pasti ada konsekwensinya”, harap Dahoklory.